Perubahan adalah salah satu hukum dasar alam. Tidak ada yang tetap, kecuali perubahan itu sendiri. Dampak perubahan berlainan kepada setiap individu atau institusi, bisa favorable, adem dan menyenangkan, bisa juga overheating, gerah dan bahkan mungkin detrimental.

Fokus pada dunia persaingan ekonomi, perubahan di sana sangat hebat, bahkan brutal. Tidak ada kata “belas kasihan” dalam kamus persaingan ekonomi. Semua tentang rantai makanan, rantai pertumbuhan. Yang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan akan tumbuh, dan yang tidak, billahi taufiq wal hidayah, wassalaam.

According to Darwin’s Origin of Species, it is not the most intellectual of the species that survives; it is not the strongest that survives, but the species that survives is the one that is able best to adapt and adjust to the changing environment in which it finds itself.

Leon C. Megginson, ‘Lessons from Europe for American Business’, Southwestern Social Science Quarterly (1963) 44(1): 3-13, at p. 4.

Dulu kerajaan-kerajan ekonomi dikuasai perusahaan migas, sekarang berdasarkan nilai pasar (market value), dunia ekonomi dikuasai perusahaan teknologi informasi. Dan para penguasa ini bersaing sangat dahsyat. Dulu Yahoo Messenger menempati “hati” banyak orang, sekarang semua “lari” bersama WhatsApp. Dulu Nokia dalam genggaman tangan banyak orang, beberapa tahun lalu CEOnya menangis, “We did not do anything wrong, but somehow, we lost.” sesaat sebelum mobile and device divisionnya Nokia ditelan Microsoft.


Nothing has ever built to last. One falls another rises. Kalau perubahan adalah hukum dasar alam, maka adaptasi adalah hukum dasar hidup. Yang bisa beradaptasi dan mengelola perubahan dengan baik dia akan bertahan dan tumbuh. Perubahan sering kali tidak diharapkan, tetapi tidak juga untuk dikeluhkan. Perubahan sering kali diibaratkan angin atau gelombang. Perubahan itu untuk dikelola. Seperti seorang pelaut yang selalu mengatur layar perahunya menyesuaikan dengan angin, atau peselancar yang memainkan papannya di atas gelombang. Perubahan harus dikelola agar kita tetap menuju destinasi kita atau agar kita tetap bisa menari bahagia bersama gelombang kehidupan kita.