Category: Pendidikan

Belajar dari TK Fuji di Kota Tachikawa

Beberapa waktu yang lalu saya dan beberapa teman mengunjungi Taman Kanak-kanak Fuji di Kota Tachikawa.

Yang bisa kita pelajari dari Taman Kanak-kanak Fuji di Kota Tachikawa:

RUANG TERBUKA (OPEN SPACE)
Tidak ada dinding pemisah antar kelas. Tidak ada batasan akustik sama sekali . Bila kita menempatkan anak-anak di ruangan yang tenang, beberapa dari mereka akan mulai merasa gelisah. Di TK ini, tidak ada alasan untuk merasa gelisah, karena tidak ada sekat sama sekali. TK ini sangat mempertimbangkan faktor kebisingan. Seperti kita ketahui bahwa anak tidur lebih baik justru saat suasana bising. Mereka tidak bisa tidur di ruangan yang sunyi sekali. Dan di TK ini, anak-anak menunjukkan konsentrasi yang luar biasa di dalam kelas. Dan kita tahu bahwa nenek moyang kita tumbuh di dalam hutan yang penuh kebisingan penuh berbagai suara alam. Mereka butuh suara. Dan ketahuilah, bahwa kita biasa berbicara dengan teman kita di sebuah mall yang bising. Kita tidak seharusnya berada dalam keadaan sunyi.

TIDAK BAIK TERLALU MENGENDALIKAN (OVER-CONTROLLING IS NOT GOOD)
Saat ini kita berusaha untuk mengendalikan semua keadaan. Di TK ini semuanya dalam keadaan terbuka. Kita lebih ke melatih anak-anak untuk bisa beradaptasi dengan berbagai keadaan yang lebih terbuka. Karena kita tidak bisa mengendalikan semua keadaan untuk sesuai dengan kita. Kita lah yang perlu menyesuaikan dengan keadaan karena kita adalah mahluk yang kuat. Kita bisa pergi bermain ski pada musim dingin ketika suhu -20 Derajat. Di musim panas kita bisa pergi berenang, suhu pasir biasanya bisa mencapai 50 Derajat. Dan juga kita juga perlu sadar bahwa kita sebenarnya tahan air. Kita tidak meleleh saat kehujanan. Artinya anak-anak seharusnya dibiarkan bermain di luar ruangan dalam berbagai keadaan. Seperti itulah seharusnya kita memperlakukan mereka.

TIDAK BAIK TERLALU MELINDUNGI (OVER-PROTECTING IS NOT GOOD)
Jaman sekarang, anak-anak membutuhkan sedikit kadar bahaya untuk dihadapi. Dalam keadaan seperti itu, mereka akan belajar membantu satu sama lain. Kita sudah kehilangan jenis masyarakat seperti ini saat ini. Intinya jangan terlalu jangan terlalu melindungi mereka, sekali-kali mereka juga perlu untuk terjatuh. Mereka juga perlu untuk merasakan terluka. Dan dari situlah mereka belajar tentang bagaimana hidup di dunia ini.

BIARKAN MEREKA BEBAS (LET THEM FREE)
Anak-anak di TK ini mampu berjalan/berlari sejauh 6 000 meter. Tapi bukan ini bagian yang paling mengejutkan. Rata-rata, anak-anak di TK ini berjalan/berlari sejauh 4 000 meter setiap hari. Dan anak-anak ini memiliki kemampuan atletis yang sangat tinggi dibandingkan dengan TK yang lain pada umumnya. Kepala Taman Kanak-kanak ini berkata,”Kami tidak melatih mereka. Kami hanya biarkan mereka bebas.” Mereka, anak-anak itu memiliki potensi yang luar biasa. Hanya, tanpa disadari kita sering kali membatasi potensi mereka itu.

Hidup Itu Seharusnya Indah, Begitu Juga Berbagai Ujian

Selamat menempuh UAS kembali anak-anak dan Ibu/Bapak Guru Hikari.

Ujian akhir semester atau ujian apapun kita tempuh untuk mengetahui kesalahan atau kekurangan kita, mengakuinya dan kemudian memperbaikinya. Ujian itu adalah kesempatan kita mengevaluasi diri. Mari kita siapkan diri sebaik-baiknya, tetap tenang dan percaya diri. Jangan takut salah, karena orang yang tidak pernah salah hanyalah orang yang tidak pernah berbuat apa-apa dalam hidupnya. Mereka yang berhasil atau sukses itu bukan mereka yang tidak pernah gagal, tetapi mereka yang selalu  tetap semangat bangkit kembali pada saat mereka jatuh atau gagal.

Ujian kita tempuh untuk bersaing (compete), tetapi bukan dengan orang lain. Kita bersaing dengan diri kita sendiri. Ujian kita tempuh bukan untuk meraih peringkat yang lebih dari orang lain atau mengalahkan orang lain. Ujian kita tempuh untuk melatih apakah kita sudah melakukan yang terbaik untuk diri kita?

Tidak perlu gusar atau stress setiap kali menghadapi ujian akhir semester, karena hidup tidak terbagi-bagi ke dalam semester. Hidup terlalu indah kalau harus dibagi-bagi persemester. Tetapi kita juga tidak boleh meremehkannya. Kita tidak boleh menyepelekan apapun dalam hidup kita. Setiap hal kecil yang kita jumpai, setiap detik setiap momen yang kita miliki adalah kesempatan kita untuk berusaha yang terbaik untuk meraih semua mimpi dan kebahagian kita. Mari kita paham-amalkan hikmah-hikmah berikut:

Dan barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji zarah, niscaya ia akan menerima pahalanya (ganjarannya, upahnya)

q.s. az-zalzalah:7

GREAT THINGS are done by a series of small things brought together

vincent van gogh

The man who moves a mountain begins by carrying small stones

confucius

Sekali lagi, selamat menempuh UAS anak-anak Hikari. You can be the greatest, you can be the best! Ingat, berhasil bukan berarti akhir dan gagal bukan berarti fatal. There’s always room for us to improve our success. And there’s always a second chance for us to fix our mistakes.

Salam semangat anak Hikari

Cerdas ceria anak Hikari

Arah Kebijakan Sekolah Hikari

Oleh: Prof. Dr. Shinji Nobira, Fadilah Hasim & Dr. Yanti Herlanti, M.Pd.

Visi

Generasi penerus yang memiliki karakter mulia dan pengetahuan dasar yang kokoh.

Misi

  1. Mengembangkan pengetahuan dasar dengan pembentukan karakter, kematangan emosional, kearifan lokal dan wawasan global.
  2. Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang sederhana, ceria, dan efektif sesuai dengan perkembangan anak.

Motto Sekolah

Kemandirian dan Kerjasama

Tujuan Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Hikari

  1. Menyemai rasa empati dan rasa kebersamaan pada anak-anak.
  2. Membiasakan anak-anak bermain dan belajar dengan baik bersama temannya.
  3. Melatih anak-anak agar mampu menjaga diri mereka sendiri
  4. Mengajarkan anak-anak untuk memahami berbagai persepektif dan nilai-nilai secara individu, komunitas dan global
  5. Mengajak anak-anak untuk memiliki cita-cita tinggi dan meniti masa depan yang lebih baik

Kebijakan Manajemen Sekolah:

  • Kepala sekolah selalu berupaya mengarahkan para guru untuk menggunakan seluruh kemampuan terbaiknya.
  • Para guru selalu berupaya meningkatkan kapasitas dan profesionalitas.
  • Para guru selalu menghormati hak anak-anak dan memperhatikan apa yang mereka katakan.
  • Para guru tidak melakukan kekerasan apapun kepada anak-anak.
  • Para guru selalu berkomunikasi dan berbagi informasi, sehingga tumbuh pemahaman bersama dansaling pengertian.
  • Sekolah berusaha menciptakan suatu taman siswa yang sederhana dan menyenangkan.
  • Kelas selalu berupaya memupuk setiap anak bahwa “belajar itu seru”, “mengerti itu menyenangkan”, dan “tumbuh itu membahagiakan”.
  • Kegiatan pendidikan dan pembelajaran melibatkan sebanyak mungkin solusi masalah dalam pengalaman sehari-hari, interaksi dengan masyarakat dan alam sekitar, pengertian yang berkaitan dengan kehidupan dan kematian, dan topik-topik yang transversal dan komprehensif.
  • Sekolah selalu berusaha menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua dan masyarakat sekitar.
  • Dengan semangat “silih asah, silih asuh, silih asih,” sekolah selalu berupaya menjalin silaturahim dan kerjasama dengan sekolah lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Terpercepat | Principles of Accelerated Learning

1. Pembelajaran melibatkan Akal and Badan.

Pembelajaran bukan hanya mengasah akal (otak kiri: kesadaran, nalar, logika, berhitung dan bahasa). Pembelajaran harus melibatkan keutuhan akal dan badan dengan emosinya, rasanya, dan semua fungsi inderanya.

Sebuah pepatah mengatakan, “Katakan padaku, aku mungkin lupa. Perlihatkan padaku, aku mungkin ingat. Libatkan aku, dan aku akan mengerti.” Indera pendengaran (audio) bukan merupakan jaringan saraf yang kuat dalam sistem otak kita. Indera penglihatan (visual) merupakan salah satu jaringan saraf yang kuat, oleh karena itu dianjurkan untuk menggunakan efek visual dalam pembelajaran. Tetapi yang lebih baik lagi adalah pembelajaran dengan melibatkan seluruh indera: dengar, lihat, rasa,…..dengan keterlibatan secara langsung (lihat juga prinsip No. 5).

2. Pembelajaran adalah kreasi, bukan konsumsi.

Pengetahuan bukanlah sesuatu yang bersifat konsumtif –kalau sudah puas selesai dan meninggalkan sampah. Pengetahuan adalah sesuatu yang kita ciptakan atau kita bangun. Dan pembelajaran terjadi ketika kita mengintegrasikan pengetahuan/informasi dan keterampilan baru pada struktur keberadaan kita. Secara literal pembelajaran dapat berarti menciptakan atau membangun arti baru atau pemahaman baru, jaringan saraf baru –sinaptic dari neuron di otak kita–, dan pola interaksi elektro kimia dalam sistem otak dan tubuh.

3. Pembelajaran secara Kolaborasi.

Semua pembelajaran mempunyai dasar sosial, baik interaksi dengan sesama maupun lingkungan. Belajar langsung melaui interaksi lebih efektif dari cara apapun. Kompetisi di antara kita sebagai pembelajar akan memperlambat proses pembelajaran atau perolehan ilmu. Kerjasama di antara kita akan mempercepat proses pembelajaran. Ilmu begitu luas, begitu dalam dan begitu tinggi di sekililing kita. Kita masing-masing merupakan individu-individu yang unik berbeda satu sama lain. Mengapa kita harus berkompetisi dengan sesama. Kompetisi, challenge atau fight kita yang terbesar adalah dengan diri kita sendiri, dengan kemalasan kita, dengan nafsu kita yang selalu ingin instan.

4. Pembelajaran terjadi dalam banyak tingkatan secara bersamaan.

Pembelajaran bukan penyerapan satu hal dalam satu waktu. Tetapi menyerap banyak hal dalam satu waktu. Pembelajaran yang baik terjadi pada setiap orang dalam berbagai level secara bersamaan (sadar dan bawah sadar, fisik dan mental). Pembelajaran yang baik menggunakan seluruh reseptor, rasa dan jaringan saraf pada sistem otak dan tubuh. Otak adalah paralel processor bukan sequensial, otak teralatih terasah ketika menghadapi tantangan untuk mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Misalnya, tangan kanan menggosok gigi, tangan kiri beresin alat-alat mandi.

5. Pembelajaran diperoleh ketika kita melakukan pekerjaan itu sendiri

Pembelajaran yang terbaik adalah dalam konteks. Apa yang kita pelajari dalam keadaan terisolasi susah untuk diingat dan begitu mudah untuk menguap. Ingat berapa persen yang kita ingat pelajaran yang kita pelajari dari sd hingga sma? Kita belajar berenang sebaiknya dengan melakukan renang, bukan membaca jurus-jurus renang, kita belajar manajemen dengan mengelola sesuatu, kita belajar bernyanyi sebaiknya dengan cara bernyanyi, kita belajar menjual sebaiknya dengan langsung berjualan. Sesuatu yang nyata dan konkrit adalah wahana pembelajaran yang terbaik. Namun tentu dalam hal ini kita perlu waktu juga yang cukup untuk melakukan umpan balik, refleksi, merenung dan tafakur.

6. Emosi positive meningkatkan pembelajaran

Perasaan sangat menentukan baik kualitas maupun kuantitas pembelajaran. Perasaan negatif menghambat pembelajaran, sebaliknya perasaan positif mempercepat pembelajaran. Pembelajaran yang penuh stress dan menyiksa akan menghambat atau mengaburkan bahwa pembelajaran itu sebenarnya menyenangkan.

7. Otak manusia lebih cenderung ke visual

Seperti kata pepatah, a picture speaks a thousand words, (sebuah gambar bercerita seribu kata), otak manusia lebih menyerupai image processor dari pada word processor. Informasi visual atau gambar nyata lebih mudah diserap dan lebih lama tersimpan di memori dari pada abstraksi kata-kata. Penggunaan efek visual atau bahkan contoh konkrit akan mempercepat pembelajaran daripada ngacaprak panjang lebar.

Pustaka

  1. Meier, D. (2000), The Accelerated Learning Handbook, McGraw-Hill, New York.
  2. Rose, C. and Nicholl, M.J., Accelerated Learning for the 21st Century:The Six-Step Plan to Unlock Your Master-Mind, A Dell Trade Paperback, New York.

SEMARAK FOUNDATION